Krisis Kepercayaan
MALANG- Persoalan internal Arema yang tak kunjung ada kejelasan  solusinya ini, tampaknya membuat Aremania jenuh. Maklum, harapan  Aremania agar pengurus segera menyelesaikan persoalan yang ada belum  juga ada titik temu.
    Masing-masing pihak merasa punya hak untuk mengelola tim Arema.  Sementara peluang duduk satu meja untuk membahas kemungkinan solusi  terbaik demi Arema belum juga menemui hasil positif.
    Aremania pun bosan dan rupanya sulit untuk percaya dengan pengurus  yang ada saat ini bisa menyelesaikan persoalan yang ada. Sekalipun ada  rencana untuk duduk satu meja, dianggap belum bisa menyelesaikan  permasalahan.
    “Itu (duduk satu meja, Red) seharusnya mulai awal ada  gonjang-ganjing pemain tidak ada pembayaran tiga bulan, waktu saya bawa  materai Rp 6 ribu, Aremania berkumpul di mess pemain,” terang Kacong,  Aremania korwil Palem.
    “Para sesepuh yang merasa duduk di Yayasan harusnya merapatkan  kondisi Arema. Ya, saya sebagai supporter saat itu kecewa, karena  pengurus kurang tanggap pada punggawa Arema. Untuk saat ini kami sebagai  Aremania sudah krisis kepercayaan,” sambungnya.
    Sepanjang musim kompetisi Indonesia Super League 2010/2011 kemarin,  tim Arema memang tak lepas dari persoalan internal pengurus Arema.  Sehingga berujung pada ‘perpecahan’ pengurus, dan akhirnya kini  benar-benar membuat tim Arema diambang dualisme kepengurusan.
    Satu pihak Rendra Kresna sebagai Pembina Yayasan Arema merasa  memiliki legalitas Yayasan Arema yang sah. Pihak lain, Muhammad Nur yang  telah diberhentikan dari posisi Ketua Yayasan Arema menggandeng Eddy  Rumpoko untuk sebagai Ketua Pembina Yayasan Arema.
    “Waktu pertemuan dengan Mas Eddy Rumpoko di rumah makan Ringin Asri  beberapa waktu lalu, saat tatap muka saya katakan pada beliaunya agar  jangan sampai dimanfaatkan,” terang Kacong menyikapi kondisi Arema.
    Sementara itu, Tembel alias Ponidi, Aremania korwil Stasiun ini  mengaku Aremanai sudah sejak lama mengingingkna manajemen Arema bisa  duduk satu meja. Khususnya membahas dan mencari solusi untuk semua  persoalan tim Arema sepanjang satu musim kemarin.
    “Aremania sejak dulu sebelum ada konflik seperti ini sudah pernah  meminta seluruh manajemen Arema duduk satu meja, guna menyelesaikan  permasalahan, tapi tidak pernah terealisasi,” terang Tembel, kemarin  sore.
“Kalau sekarang aku ditanyai soal mau ada rencana duduk satu meja antara  Pak Rendra dan Pak Eddy, itu tergantung Pak rendra-nya, karena  kapasitas aku bukan tokoh dan bukan dedengkot atau pemimpin Aremania,”  yakin pria yang juga ketua asongan stasiun ini. (bua)

 
 
0 Responses to "Krisis Kepercayaan"
Leave A Comment :