Tunggu Rule of The Game
Soal Rencana Penjualan Saham PT Arema Indonesia
MALANG -Rencana Yayasan Arema untuk melepas saham PT Arema Indonesia ke  publik ternyata masih belum bisa ditanggapi serius. Khususnya oleh  Aremania yang masuk dalam bidikan Arema, lantaran ada yang menganggap  itu masih sebatas wacana.
Belum jelasnya konsep saham yang bakal dijual oleh pengurus Arema itu,  membuat Aremania belum begitu antusias untuk meresponnya. Apalagi sampai  saat ini, dari manajemen Arema belum ada tawaran resmi untuk menjualnya  sahamnya.
Meski Pembina Yayasan Arema, Andi Darusalam Tabusala sebenarnya telah  menegaskan niatnya untuk segera menjual saham Arema. Menurutnya Andi,  penjualan saham sebagai salah satu solusi untuk mengatasi krisis  finansial yang dihadapi Arema.
‘’Saya positif saja menanggapi rencana Arema untuk menjual saham. Tapi  untuk bisa menjualnya ke Aremania itu tidak mudah, apalagi Aremania itu  bermacam-macam, dan rencana ini harus jelas, atau hanya jadi wacana,’’  ungkap Hasmi.
‘’Harus ada kejelasan, untung ruginya bagaimana, lalu saham tersebut mau  dijual berapa per lembarnya, dan siapa yang bertanggung jawab. Semua  harus jelas teknisnya, karena kalau tidak jelas, bisa jadi hanya angin  lalu,’’ sambung Aremania korwil Kayutangan ini.
Terlepas pertanyaan-pertanyaan tersebut, Hasmi meyakinan masyarakat  Malang sangat ingin membantu Arema agar bisa lebih baik lagi. Namun  untuk urusan saham, menurutnya tidak banyak orang yang mengerti  seluk-beluknya.
‘’Yang pasti saham itu berbeda dengan memberi urunan atau sumbangan pada  Arema, dan ini harus diperjelas semuanya. Tapi sebelum wacana saham ini  digulirkan, harusnya manajemen Arema diperjelas lebih dulu,’’ jelasnya.
‘’Selama ini, kita melihat struktur manajemen Arema itu tidak jelas.  Seperti urusan gaji pemain itu, siapa yang tanggung jawab. Jadi, kalau  manajemennya tidak jelas, wacana saham sepertinya sulit diterima, dan  itu bisa jadi omong kosong,’’ lanjut Hasmi.
Pria yang biasa mengenakan topi ini mengaku wacana saham sebenarnya  sudah digulirkan sejak dulu, tepatnya sejak Arema dikelola Bentoel.  Namun kenyataannya, hingga saat ini keinginan menjual saham itu, hanya  rencana setengah hati.
‘’Menurut saya, yang penting jelas semuanya. Apalagi Aremania itu tidak  mengerti soal saham, yang dimengerti Aremania itu soal membeli tiket  untuk mendukung Arema. Tapi saya yakin, kalau sama-sama menguntungkan,  Aremania pasti mau beli saham demi kelancaran Arema,’’ tegas Hasmi.
Senada, Ade ’d’Kross’ Herawanto juga mengaku masih akan melihat program  penjualan saham yang akan dilakukan Arema. Menurutnya, sebelum membeli  saham Arema, perlu ada kejelasan dari rule of the game atau aturan main  dari penjualan saham ini.
‘’Bagus ada rencana Arema untuk menjual saham, itu sebagai partisipasi  aktif yang riil dari Aremania, sekaligus sebagai pemberdayaan suporter  oleh pengurus. Kerjasama kedua belah pihak ini harus saling  menguntungkan,’’ terang Ade, kemarin sore.
Menurut pimpinan grup band d’Kross yang juga Aremania ini, rencana Arema  untuk menjual saham sudah harus jelas mekanismenya agar bisa menjadi  program yang bisa segera terlaksana. Termasuk hak dan kewajiban dari  pihak penjual maupun pembeli juga harus jelas, atau rencana tersebut  hanya sebagai wacana belaka.
‘’Kita sebagai Aremania tentu akan mendukung untuk kebaikan semua. Kita  akan lihat mekanismenya, termasuk hak dan kewajiban dari masing-masing  pihak, supaya tidak disalahgunakan dan tidak sampai ada yang  dikecewakan. Jadi harus jelas rule of the game dari rencana penjualan  saham Arema ini,’’ yakin Ade.
Sementara itu, ADT yang dikonfirmasi ulang perihal konsep Arema untuk  menjual saham, mengaku masih disibukkan dengan urusan penting lainnya.  ‘’Tunggu dululah, kita lagi bereskan yang penting-penting,’’ terang pria  yang juga Ketua PT Liga Indonesia ini. (bua/avi)       
Tak Ada Rencana Tiket Naik
MALANG - Seiring dengan persoalan keuangan yang dialami Arema sejak  musim lalu, manajemen tim berjuluk Singo Edan ini menaikkan harga tiket  secara bertahap. Awalnya tiket ekonomi Rp 15 ribu, akhirnya naik hingga  Rp 25 ribu.
Bagi Aremania, itu tidak menjadi masalah. Pertimbangannya, bisa  mendukung keuangan tim Arema yang tak lagi dikelola Bentoel. Lalu untuk  musim kompetisi 2010 - 2011 ini, sempat muncul wacana untuk kembali  menaikkan harga tiket laga home Arema.
Khususnya dengan kondisi keuangan tim Arema yang tak lagi mendapat  dukungan dana dari Bentoel seperti musim lalu Rp 7,5 miliar, kenaikan  tiket dianggap bisa menjadi salah satu solusi untuk menambah pemasukan  Arema.
Bukan sekedar wacana, kabarnya ide kenaikan tiket itu datang dari salah  satu Aremania yang memberi masukan pada manajemen Arema. Pada dasarnya,  kenaikan tiket ini diusulkan untuk membantu keuangan Arema yang  kembang-kempis.
Apalagi selama ini, pemasukan dari hasil penjualan tiket, menyumbang  sekitar 35 persen keuangan Arema. Sementara dari panpel Arema sendiri  menyerahkan sepenuhnya kebijakan menaikkan harga tiket, baik ekonomi,  VIP dan VVIP kepada manajemen.
‘’Saya ini tahu bagaimana proses Aremania itu terbentuk dari awal, meski  saya sendiri tidak terlibat. Dalam suatu waktu Arema dalam kesulitan,  dikumpulkannya korwil-korwil Aremania itu untuk ikut membicarakan  kesulitan itu, cara-cara seperti bisa saja dilakukan,’’ ungkap Pembina  Yayasan Arema, Andi Darussalam Tabusala.
‘’Tapi kalau bisa melakukan pengetatan dalam hal pengeluaran Arema, atau  kita dapat potongan pajak tontonan, kita tidak perlu untuk memikirkan  kenaikan harga tiket,’’ lanjutnya  saat disinggung perihal kemungkinan  harga tiket laga home Arema dinaikkan.
Secara umum, rencana kenaikan harga tiket laga home Arema tampaknya  tidak masuk dalam agenda manajemen Arema. Pasalnya, menurut ADT,  manajemen Arema mengupayakan cara lain untuk mendapatkan pemasukan lebih  besar, meski Aremania mungkin rela harga tiket dinaikkan.
‘’Saya belum tahu (Aremania mau harga tiket dinaikkan, Red.), tapi  tentunya dengan kenaikkan tiket, tuntutan lebih berpretasi akan lebih  tinggi. Biarlah proses ini berjalan dulu, sesuai dengan apa yang dicapai  Arema. Kalau dengan jumlah penonton yang selalu datang, taruhlah dapat  Rp 1,1 miliar,  menurut saya untuk saat ini masih lebih baik,’’ yakin  ADT.
Lebih lanjut, menurut pria yang juga Ketua PT Liga Indonesia ini, harga  tiket ekonomi Arema sebesar Rp 25 ribu itu sudah terbilang tinggi,  dibandingkan klub-klub yang lain. Sehingga manajemen belum memikirkan  untuk kembali menaikkan harga tiket yang berpotensi membebani Aremania.   
‘’Justru usulan yang masuk kesaya adalah untuk membuat tiket terusan,  untuk per dua pertandingan Arema. Ini yang kita pertimbangkan, termasuk  juga menyelesaikan masalah distribusi tiket, khususnya yang bereda di  calo,’’ terang ADT perihal pembenahan yang akan dilakukan manajemen  Arema untuk tiketing. (bua/avi)

 
 
0 Responses to "Tunggu Rule of The Game"
Leave A Comment :