Cium Aroma LPI
MALANG -Persoalan dualisme hak suara Arema di Kongres PSSI, di  Pekanbaru, Sabtu (26/3) kemarin terus berlanjut. Bahkan kini menjurus  pada konflik internal pengurus Arema yang sejak beberapa waktu lalu  sudah tak harmonis lagi.
Terbukti dinonaktifkannya Direktur PT Arema Indonesia, Siti Nurzanah  yang saat itu disebut-sebut terlibat ikut mendaftarkan Arema gabung Liga  Primer Indonesia (LPI). Meski Nurzanah sendiri mengaku tak pernah  mendapat surat keputusan non aktif.
Termasuk Direktur Utama PT Arema Indonesia, Muhammad Nur akhirnya juga  ‘diasingkan’ dari posisinya tersebut. Itu terkait dengan keterlibatannya  dengan pihak LPI yang sempat mengklaim telah melakukan akuisisi tim  Singo Edan.
Apalagi bukti-bukti berupa foto keterlibatan HM Nur dalam kegiatan LPI,  sudah beredar luas. Bahkan sumber lain menyebut, HM Nur juga yang  mendaftarkan Arema ikut dalam LPI.  
Praktis, sejak bulan Oktober 2010 lalu, PT Arema Indonesia dikendalikan  Abriadi Muhara selaku Pelaksana  Harian. Sedangkan HM Nur dan Siti  Nurzanah sudah tak pernah beraktifitas atau ngantor di sekretariat Arema  seperti sebelumnya.
Namun mendadak keduanya muncul di acara Kongres PSSI dengan mengatas  namakan perwakilan Arema. Sedangkan undangan untuk Arema diajukan kepada  Presiden Klub Arema, Rendra Kresna yang selama ini memimpin Arema.
Rendra pun membanarkan bahwa undangan dari PSSI ditujukan kepadanya.  Meski undangan itu akhirnya dimandatkan kepada pelaksana harian PT Arema  Indonesia dalam hal ini Abriadi Muhara, lantaran Rendra berhalangan  untuk datang.
Untuk itu, Abriadi yang hadir dalam acara Kongres tersebut dibuat heran  dengan kehadiran HM Nur dan Siti Nurzanah. Khususnya dengan kedatangan  HM Nur dan Siti Nurzanah yang didampingi orang-orang yang selama ini  berseberangan dengan PSSI.
’’Saya lihat mereka (HM Nur dan Nurzanah) diantar orang-orang yang  selama ini berseberangan dengan PSSI. Orang-orang itulah yang menemani  mereka di Kongres itu,’’ ungkap Abriadi mencium aroma LPI dibalik  ‘keberanian’ HM Nur dan Nurzanah.
’’Sekarang buat apa mereka ngotot-ngotot kalau tidak mau mengarahkan  Arema ke kubunya Arifin Panigoro,’’ sambung pria asal Makassar yang juga  Ketua Panpel Arema ini kepada Malang Post, kemarin sore.
Terlepas Kongres PSSI itu  berakhir ricuh, menyusul ‘kudeta’ pihak-pihak  yang merasa punya hak suara namun tak bisa ikut Kongres, konflik  internal pengurus ini bisa mengancam keberlanjutan tim Arema ke depan.
Maklum, HM Nur meski sudah lama tak muncul, dirinya bersikukuh masih  resmi sebagai Direktur PT Arema Indonesia. Mantan Sekda Kota Malang ini  juga sekaligus sebagai Ketua Yayasan Arema, sesuai dengan akte notaris.
Secara de jure, HM Nur memang masih sebagai Ketua Yayasan, meski  kepengurusan Yayasan Arema sebenarnya sudah vakum. Khususnya dengan  mundurnya Sekretaris Yayasan Arema, Mujiono Mujito dan Bendahara  Yayasan, Rendra Kresna.
Rendra tak lagi bisa menjabat sebagai Bendahara Yayasan terkait  posisinya sebagai Bupati Malang. Namun mantan Wakil Bupati Malang ini  oleh Yayasan telah diangkat sebagai President Klub Arema.
‘’Persoalan di kepengurusan Arema ini menjadi PR (Pekerjaan Rumah) untuk  kita, terutama setelah dari kongres PSSI di Pekanbaru kemarin. Saya  ingin semua pihak bisa duduk satu meja untuk mambahas masalah ini,’’  ungkap Rendra kepada Malang Post.
‘’Kita tidak mau saat Arema kesulitan cari uang semuanya lari. Tapi  begitu bicara soal hak suara, lalu ngaku-ngaku Arema. Kita harap Pembina  Yayasan, Pengurus Yayasan dan Direksi bisa duduk satu meja,’’  sambungnya.
Rendra menjadwalkan minggu depan untuk bisa duduk satu meja dengan semua  pengurus Arema tersebut. Kemungkinan tak hanya membahas persoalan  internal pengurus, namun juga menyangkut krisis keuangan di Arema selama  ini.
Sayangnya, lagi-lagi Malang Post kesulitan melakukan klarifikasi kepada  HM Nur. Baik melalui ponsel maupun datang langsung ke rumah di kawasan  Dieng. (bua/avi)       

 
 
0 Responses to "Cium Aroma LPI"
Leave A Comment :