Pegadaian Tagih Arema

Posted by kyupimbs on 12:28 AM

MALANG - Saat kepengurusan Arema diambang dualisme menyusul hadirnya dua Pembina Yayasan yang berbeda, manajemen tim berjuluk Singo Edan ini juga dibelit utang. Khususnya utang pada pihak ketiga yang selama ini telah membantu Arema.
Pihak-pihak tersebut, kini tengah menagih utang yang nilainya mencapai ratusan juta rupiah tersebut. Jika dirinci, ada sekitar 10 pihak yang berurusan dengan manajemen Arema untuk menagih utang selama satu musim kompetisi kemarin.
Sebut saja utang kepada biro perjalanan, Aneka Kartika Tours, nilainya lebih dari Rp 100 juta. Termasuk utang kepada kepada Hariono Travel mencapi Rp 36 juta, yang kabarnya ikut menyeret salah satu karyawannya karena terancam dipecat.
‘’Ya, utang Arema kepada kami diatas Rp 100 juta,’’ ungkap Irsam, Divisi Sport Aneka Kartika Tours saat dikonfirmasi perihal utang Arema. Menurutnya, untuk kesekian kalinya manajemen Arema hanya bisa memberi janji untuk melunasi utang tersebut.
Perihal utang kepada Hariono Travel yang selama ini menggunakan personal garansi menyebabkan salah satu karyawan agen tiket itu terancam dipecat jika tak segera menyelesaikan urusan utang tersebut dengan manajemen Arema.
Beberapa karyawan Arema pun dikejar-kejar pihak ketiga yang selama ini berhubungan dengan mereka. Diantaranya ditagih manajemen bus Zena yang selama ini menyewakan transportasi berupa bus untuk keperluan tim Arema.
Ditagih perusahaan konveksi terkait dengan sablon untuk kostum Arema, mencapai sekitar Rp 8 juta. Ditagih pihak supplier bahan makanan yang selama ini menyediakan kebutuhan makan bagi pemain selama di mess.
Lalu menurut informasi, manajemen Arema juga ditagih pihak pegadaian terkait dengan pembayaran cicilan untuk empat mobil Arema yang telah digadaikan. Belum lagi utang-utang lainnya yang hingga saat ini masih belum terdeteksi.
‘’Risih juga ditagih terus, karena kami harus menjawab sesuatu yang tidak kami mengerti. Kami juga tidak tahu siapa yang akan membayar utang itu,’’ ungkap salah satu karyawan Arema tak ingin namanya disebutkan, beberapa waktu lalu.
Jika mengacu pada manajemen sebelumnya, Pelaksana Harian PT Arema Indonesia adalah Abriadi Muhara. Namun pria yang juga Ketua Panpel Arema ini tak bisa berbuat banyak, lantaran bukan pemegang kebijakan tertinggi di Arema.
Kebetulan saat ini kepengurusan Arema juga belum ada kejelasan. Satu sisi berdiri M. Nur, Ketua Yayasan Arema yang sudah diberhentikan dan kini tengah menggagas pengurus baru bersama Pendiri Arema, Lucky Acub Zaenal.
Sisi yang lain ada Rendra Kresna yang sebagai Pembina Yayasan juga siap menyusun kepengurusan baru. Namun menariknya, perihal tagihan utang tersebut belum ada pihak yang benar-benar siap untuk bertanggung jawab.
‘’Salah satu utang Arema itu memang ke Hariono Travel. Pada saat ditagih kenapa disampaikan kepada saya. Sedangkan saat Arema ada program latihan itu, saya tidak pernah diberitahu,’’ ungkap Abriadi Muhara perihal adanya tagihan utang itu.
Namun Rendra sendiri bersama stafnya belum bisa dikonfirmasi terkait pembayaran utang-utang yang kebanyakan sudah memasuki jatuh tempo atau harus segera dilunasi ini.
Meski dari Aneka Kartika Tours, informasinya Abriadi meyakinkan bahwa jika tiba waktunya, utang Arema akan dibayar. Lantaran sebelumnya diketahui Abriadi telah melaporkan utang-utang Arema tersebut kepada M. Nur.
Termasuk rincian utang satu kali bonus kemenangan dan sisa 2,5 bulan gaji pemain yang belum dibayar pada pemain Arema telah diserahkan kepada M. Nur. Sehingga tampaknya M. Nur yang bakal menyelesaikan semua utang tersebut.
Seperti yang dilakukannya saat membayar tiga bulan gaji pemain di Pemkot Batu beberapa waktu lalu. Uang yang digunakan M. Nur itu adalah dari salah satu investor yang disebut-sebut bernama Oesman Sapta Odang, pengusaha asal Kalimantan Barat.
Oesman yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ini kabarnya juga terkait dipilihnya Rudolf Butar Butar sebagai Pembina Yayasan Arema yang ditunjuk oleh Lucky Acub Zaenal dalam kapasitasnya sebagai pendiri.
Rudolf yang adalah Mayjend Purnawirawan TNI itu juga salah satu Ketua HKTI. Sehingga untuk sumber keuangan Arema nantinya, diperkirakan juga dari Oesman sebagai bos dari OSO Grup tersebut. Meski hingga kemarin belum ada keterangan resmi dari pihak Lucky terkait investor Arema.
Termasuk M. Nur hingga tadi malam juga tidak menjawab konfirmasi dari Malang Post. Begitupun Erpin Yuliono SH sebagai konsultan hukum dan Benediktus Bosu sebagai notaris yang menyelesaikan legalitas Yayasan Arema yang dibentuk Lucky ini belum bisa dikonfirmasi. (bua)